Minggu, 16 Desember 2012

Title: SERIES :: You Remind Me Of Him, And I Love You [Part 7]


Title: SERIES :: You Remind Me Of Him, And I Love You [Part 7]
Author: Yola Pitaloka
Fb: Yolla Pitaloka
Twitter: Yollapitaloka
Genre: biar readers yg tentukan ^^v
Ratting: 16+
Length: Series
Cast:
- Kim Jong Woon
- Park Hyo Ji
- Cho Kyuhyun
- Miura Haruma
- OC

Annyeong chingudeul ^^
Aku balik lagi ada yang nungguin ga niih?
Akhirnya sampai juga ke part terakhir yeeeyyy ! #syukuran sama ust. Siwon
Yaudaah daripada dengerin ocehan author yang aneeh mending kita ke TKP !

WARNING : diharapkan untuk meninggalkan jejak berupa RCL wajiib ! #author maksa bangeet -.-


‘Kau hadir disaat yang tepat, jika saja kau tidak datang entah bagaimana keadaanku sekarang. Tapi kemana engkau pergi setelah kau menyelamatkanku? Aku bahkan belum sempatmengucapkan kata Terima Kasih untukmu’

Terlihat jongwoon berada didepan pintu dengan memasang wajah yang sangat mengerikan.
“kauuu kurang ajaaar !!” tanpa banyak bicara jongwoon menghajar kyuhyun hingga ia jatuh tersungkur. Belum puas akan hal iu
jongwoon masih saja memukulinya bertubi-tubi, didalam pikirannya kini hanya ingin menghajar kyuhyun yang telah berani menyakiti hyo ji.
Kalau saja polisi tidak menghalangi jongwoon, mungkin saat ini kyuhyun hidupnya tidak selamat karena pukulan demi pukulan yang diberikan jongwoon padanya.
Saat pilisi menghentikan jongwoon, jongwoon baru teringat akan keadaan yeojanya. Saat dia mencari hyo ji disitulah ia melihat pemandangan yang sangat membuatnya tersakiti.
Hyo ji kini sedang memeluk erat Miura sambil menangis. Jongwoon sangat ingin mendekati hyo ji dan memeluknya erat. Namun perannya kini sedang dilakukan oleh miura, sakit !itu yang dirasakannya.
Jongwoon ingin sekali mengantar hyo ji pulang dan mengobatinya, tapi apa daya saat ini jongwoon benar-benar dilupakan olehnya. Saat miura memapah hyo ji untuk keluar dari apartment kyuhyun, hyo ji sama sekali tidak memandangnya, memanggilpun tidak.

“terima kasih karena kau telah melaporkan kejadian ini pada kami, kami akan pergi gamsahamnida” ucap salah satu pilisi yang tengah berhasil membuat jongwoon sadar akan lamunannya.
“aah ne, gamsahamnida” ucap jongwoon kaku. Sebelum para polisi menggiring keluar kyuhyun dari apartment tersebut kyuhyun tertawa dengan sinis terhadap jongwoon.
“ini semua belum berakhir kau tau?” ucap kyuhyun lirih “AKU AKAN MEMBUNUHMU !” teriaknya. Jongwoon hanya menatap kyuhyun yang diseret paksa oleh polisi yang terus saja meracau tidak jelas memaki jongwoon.
Jongwoon tidak benar-benar memperhatikan kepergian kyuhyun, didalam benaknya kini hanya rasa sakit dan kecewa.
Jongwoon POV

Apa maksud semua ini? Bahkan hyo ji sama sekali tidak memandangku ! memanggilpun tidak. Apa aku tidak ada artinya baginya?
Aku sedikit kecewa akan hal itu, dan lagi aku sangat marah dengan miura. Kenapa dia seenaknya saja menggantikan peranku untuk melindungi hyo ji? Akulah yang berusaha mencari hyo ji mati-matian, kemana saja aku sudah mencarinya hingga aku menenmukan satu titik terang dan saat aku menemukannya dia malah dengan mudahnya menggantikanku, seolah semua ini adalah hasil kerja kerasnya untuk menemukan hyo ji.
Aku pergi meninggalkan apartment ini dengan perasaan yang tidak tentu. Rasa sedih, kecewa, marah semua menjadi satu saat ini. Apakah seperti ini rasanya sakit hati? Apakah memang begitu sakitnya hingga bernafaspun sepertinya susah.

Hanya karena hyo ji aku dapat seperti ini, apa memang hanya diriku saja yang teralu percaya diri untuk mendapatkannya hingga akhirnya akupulah yang merasakan sakit.
Sungguh mengenaskan sekal nasib yang ku alami ini, hanya menjadi seorang namja yang bertepuk sebelah tangan dan dengan percaya dirinyamengatakan bahwa aku dapat membuat hyo ji jatuh cinta padaku. Sungguh pernyataan yang sangat memalukan !

Aku masih saja berjalan tanpa tentu arah, aku bagaikan orang limbung. Aku bagaikan seseorang yang sedang tersesat didalam labirin yang sangat membingungkan dan sudah terjatuh begitu dalam didalamnya.
Sungguh menyedihkan sekali !
Miura POV

Keadaan hyo ji sangat memprihatinkan, sungguh melihatnya seperti ini snagat menyakitkan bagiku.
Aku tidak ingin melihatnya sakit lagi karena kesalahanku dul padanya. Aku bahkan tahu kenapa dia ingin pindah kesini karena ia ingin menjauhiku karena masalah yang kubuat dulu.
Aku sudh melukai hati seorang gadis yang dengan sangat tulus mencintaiku. Aku baru menyadari perasaanku padanya saat gadis itu meninggalkan aku.
Dan kali ini aku tidak akan sanggup lagi menyakiti hyo ji lebih dari ini, cukup kali ini saja aku melihantnya tersakiti seperti ini.

Saat ini hyo ji sedang terbaring lemah didalam ruangan rumah sakit, eommanya sudah kutelepon dan akan segera datang kesini.
Aku merapikan sedikit rambut yang menutupi sebagian wajah manisnya, aku mungkin sudah sangat menyakitinya namun aku akan berjanji mulai sekarang akaan menjaganya dan mencintainya dengan setulus hatiku.
“Park Hyo Ji, aku tidak akan menyakitimu lagi. Aishiteru” ucapku kepadanya dengan mengelus lembut wajahnya.
Flashback On

Aku berjalan menyusuri taman yang indah di malam hari bersama dengan hyo ji sahabatku sejak kecil. Dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Mengapa saat ini aku mengajakya berjalan-jalan bukanlah untuk berkencan namun untuk mempperkenalkan dirinya dengan seseorang yang sangat special untukku.
“hyo hyonie, apa kau tahu kenapa aku mengajakmu jalan-jalan seperti sekarang?” tanyaku padanya “mollaso” ucapnya polos “yaak! Kau ini membuatku gemas saja. Setidaknya jawab lebih panjang” “nee, arra araa. Ehhm mollaaaaaassssooo. Apa itu sudah cukup panjang?” ucapnya sambil terkekeh “ish kau ini” aku menjitak pelan kepalanya “yaaak appo” teriaknya, dia ini sangat menggemaskan.
“baiklah aku ingin memberitahumu sesuatu, jadi aku mengajakmu kesini arra?” ucapku mencoba menjelaskan “apa itu?” tanyanya.
“rahasia” ucapku dengan menjulurkan lidahku “yaak ! kalau rahasia mengapa kau mau memberitahukku?” ucapnya kesal “haha nanti juga kau akan tahu, jadi bersabarlah” ucapku seraya mengelus lembut rambutnya.
“Miuraa” panggil seorang wanita yang kusayangi. “aaah sini sakuraa” ucapku memanggilnya.
Aku dapat melihat wajah hyo ji seketika terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia liat.
Sakura menghampiriku dan mencium pipiku bergantian kanan kiri. Aku sedikit terkejut dengan perlakuannya, bukan apa-apa hanya saja aku sedang bersama hyo ji dan apa yang akan dia katakan bila aku melakukan hal itu didepannya. Aku pasti akan menjadi bulan-bulannya untuk dijahili.
Segera aku memperkenalkan siapa wanita yang saat ini bersamaku kepadanya “ehhm hyo ji ini Haruka Sakura, dan sakura ini Park Hyo Ji temanku yang sering kuceritakan”
“hoo jadi ini yang bernama hyo ji?” Aku merasakan ada sedikit nada yang tidak enak didengar dari sakura namun aku tidak menanggapinya terlalu serius.
“Sakura, Haruka Sakura. Pacar dari teman kecilmu ini, pacar dari Miura Haruma” ucap sakura penuh penekanan. Aku sedikit terkejut dengan ucapan sakura.
“kau tidak usah mengaskannya dengan begitu” ucapku berbisik kepadanya. “naah mari kitaa..” belum sempat aku mengajak mereka pergi aku melihat hyo ji menangis.
“kau kenapa? Apa ada yang sakit tanyaku khawatir” hyo ji hanya diam dan menundukkan kepalanya. “aku pulang dulu, konbawa” ucapnya lalu berlalu dari pandanganku begitu saja. Aku ingin mengejarnya namun sakura menahanku dan akhirnya aku kehilangan jejaknya sehingga aku tidak mengejarnya.

Sejak kejadian malam itu hyo ji sama sekali tidak ingin bertemu denganku dia selalu menghindariku, berusaha menghapus diriku dan kenangan kami berdua dari otaknya.
Dan beberapa minggu dari itu aku mendengar bahwa dia akan pindah ke Korea, hal itu tentu saja membuat diriku terkejut. Aku berusaha menghubunginya, berusaha menemuinya namun apa yang kulakukan semuanya nihil.

Setelah kepergian hyo ji dari hidupku aku merasakn ada sesuatu yang kurang, dan ternyata kenyataan baru berbicara sekarang.
Aku mengetahui bahwa hyo ji mencintaiku lebih dari perasaan cinta terhadap sahabt tapi lebih dari itu, dan saat aku memperkenalkan sakura padanya telah menghancurkan harapannya yang telah dia simpan sejak kecil dengan hanya satu kejadian. Dan ternyata baru kutahu pula bahwa selama ini sakura selalu melukai hyo ji dan mengancamnya agar tidak menemuiku.
Setelah kutahu semua kenyataan ini, aku baru menyadari bahwa aku telah kehilangan seorang gadis yang sangat mencintaiku. Dan bodohnya diriku hingga aku tidak menyadari itu.
Flashback Off

“Jongwoon” ucap hyo ji, aku sedkit terkejut dengan kata yang baru saja diucapkan hyo ji barusan. Namun dapat kupastikan apa yang kudengar ini tidaklah salah.
“Jongwoon oppa” sekali lagi hyo ji mengigau dengan terus-terusan memanggil jongwoon. Hal itu membuatku kesal.
Kenapa malah namja kurang ajar itu yang ada dalam mimpinya? Kenapa bukan aku?!
Rasa kesal melandaku. Apakah keberadaan jongwoon sangat berarti baginya daripada kehadiran diriku?
***
Hyo Ji POV

Dimana aku? Kenapa disini gelap sekali? Aku bahkan tidak bisa melihat apapun.
“eommaa, appaa” panggilku. Namun tidak ada satupun dari mereka yang mendengar panggilanku.
Tubuhkku mulai bergetar, merasakan ketakutan akan keadaan sekitarku yang gelap gulita. Tidak ada cahaya yang menerangi bahkan tidak ada seorangpun berada disini. Aku sendiri.
“hyo ji” kudengar ada seorang yang memanggilgu, ku tengokkan kepalaku kebelakang untuk mencari tahu siapa yang memanggilgu.
Seberkas cahaya datang dari balik tubuhku dan terlihat seorang yang sedang berdiri didepannya menatap diriku. Aku tidak tahu siapa orang itu atau bagaimana rupanya, cahaya yang berada dibalik punggungnya sangat menyilaukan hingga untuk melihatnya saja aku tidak mampu.
“ayoo sini, ikut aku” panggilnya. Tanpa sadar aku melengkah mendekatinya namun tanganku seolah ditarik oleh sesorang.
“kau mau kemana hyo ji? Kau mau meninggalkan aku sendiri disini hah?!” aku memperhatikan dengan seksama siapa namja yang sedang menarik tanganku ini.
“kyuhyun?” ucapku tersentak.
“kau mau kemana?! Temani aku disini !” ucapnya kasar dan menarik tanganku kuat, hingga tanganku serasa ingin putus olehnya.
“andwae ! aku ingin pergi, lepaskan aku !” aku memaksa untuk pergi dari sekapannya, dan mencoba berontak darinya.
“kau tidak akan bisa pergi dari sini tanpa akku hyo ji !” ucapnya sinis.
“andwaee!” teriakku. Kyuhyun masih saja menarik tubuhku untuk menjauhi sosok seorang yang tengah menungguku di kejauhan.
“kau pasti bisa hyo ji, ayoo ikut aku!” teriak namja yang tengah menungguku disana. Aku masih saja berontak untuk melepaskan diri dari kyuhyun. Teteapi kekuatannya sungguh kuat, aku sekarang bahkan sudah tidak mampu lagi untuk melawan.
“hyoo jii!” panggil namja itu saat aku semakin jauh darinya. Aku mengenal suara itu, aku sangat mengenalnya.
“jongwooon, tolong aku !” tanpa sadar aku memanggil nama jongwoon, entah mengapa aku sangat yakin bahwa dia adalah jongwoon.
“jongwoon !” aku masih meneriaki namanya. Hingga seberkas cahaya yang tadi sangat menyilaukan sudah hilang entah kemana.
***
Author POV

Hari-hari sudah dilewati dan saat ini keadaan hyo ji sudah semakin membaik, tapi masih belum diperbolehkan untuk pulang.
Walaupun keadaannya sudah membaik tapi keadaan mental hyo ji sangat rendah, rasa takut akan disakiti masih membekas dihatinya.
Terkadang miura menjadi salah satu korban traumanya. Miura bahkan pernah dibentak oleh hyo ji untuk keluar dari ruangannya, terkadang hyo ji juga menangis karena miura. Semua kelakuan hyo ji sangat memprihatinkan.
Namun kelakuan aneh hyo ji akan muncul kalau ada perasaan terancam dari seseorang, jka dia merasa nyaman dan tenang dia tidak akan melakukan hal yang aneh.
Miura sakit melihat keadaan hyo ji yang begini, ini sungguh membuatnya kasihan kepada hyo ji. Eomma hyo ji pun tak luput dari kelakuan anehnya. Eommanya sangat sedih dengan apa yang dialami anak tersayangnya ini.
“Ji-ah, ini eomma” ucap eomma hyo ji saat hyo ji mulai menjauhi dirinya dari eommanya sendiri, seakan-akan eommanya adalah musuh yang harus dihindari.
Wajah hyo ji memancarkan ketakutan, entahlaah apa yang dirasakan hyo ji saat ini. Namun satu yang pasti saat ini dia merasa ketakkutan dan merasa bahwa eommanya itu adalah kyuhyun. Seseorang yang telah membuatnya tersakiti dan membuatnya tersiksa.
“ini eomma” ucap eomma hyo ji masih berusaha mendekati hyo ji. Eomma hyo ji meneteskan air matanya yang sedari tadi ditahannya. Dia tidak kuasa melihat anaknya seperti ini. Hyo ji bahkan seolah tidak mengenal eommanya sendiri.
Dia masih saja mencoba menjauh kesudut ruangan dengan tubuh meringkuk memeluk lututnya. Tubuhnya bergetar menahan rasa takut akan kehadiran eommanya sendiri.
“ji-aah” panggil eomma hyo ji lirih. Namun panggilan itu membuat hyo ji semakin takut “PERGI!!” teriak hyo ji.
Eomma hyo ji terkejut dengan bentakan hyo ji terhadapnya, miura yang sedari tadi melihatnya tidak tega melihat eomma hyo ji yang berusaha mendekati anaknya tersebut.
“ahjumma lebih baik kau istirahatlah dulu, kau pasti lelah menunggu hyo ji seharian ini. Biarkan ini diserahkan padaku saja ne?” ucap miura mencoba menyuruh eomma hyo ji beristirahat.
“tapi...” ucap eomma hyo ji ragu “baiklaah aku akan pergi, tolong jaga hyo ji”
“baiklah ahjumma” ucap miura sembari mengantar eomma hyo ji hingga depan pintu.

Saat ini miura sedang menenangkan hyo ji. Miura menggengam tangan hyo ji yang saat ini sudah mulai tenang dan mengelus lembut rambut hyo ji.
“maafkan aku hyo ji, andai saja aku dapat menemukanmu lebih cepat kau mungkin tidak akan seperti ini” hyo ji menatap miura sendu.
“maafkan aku pula yang dulu telah membuatmu terluka akibat kesalahanku, aku tahu aku telah menyakiti hatimu. Jeongmal Mianhae hyo ji. Aku mohon jangan seperti ini lagi, aku akan membuatmu melupakan trauma yang kau dapatkan. Aku berjanji”
Hyo ji yang mendengar pernyataan miura tanpa sadar menitikan air matanya dan membalas genggaman tangan miura. “gomawo oppa, jeongmal gomawo. Aku juga akan berusaha untuk bangkit dan berusaha menghilangkan traumaku ini” ucap hyo ji lirih.
“dan bila nanti saat aku berteriak ataupun mengusirmu tanpa aku dasari kumohon jangan jauhi diriku, kumohon sadarkan aku dan ajak diriku untuk bangkit bersamamu” ucap hyo ji masih lirih dan buliran air mata yang membasahi pipinya.
“baiklaah Park Hyo Ji aku berjanji akan selalu bersamamu” ucap miura serius.
Jongwoon POV

Saat ini diriku sangat sedang di atap sekolah menikmati terpaan halus angin yang membelaiku, aku masih saja memikirkan keadaan hyo ji.
Sudah beberapa hari setelah dia ditemukan dirinya masih juga belum sekolah, apakah sepaah itukah keadannya?
Aku ingin sekali mellihatnya, ingin sekali berbagi rasa sakitnya dengan diriku, namun apa daya diriku telah dibuang olehnnya. Posisiku sekarang tekah digantikan oleh sosok namja lain.

Kurasakan hempasan angin semakin kuat membelai wajahku.
‘Yaak jongwoon ! kenapa kau begitu lemah? Kemana semangat berapi-apimu dulu?’
Aku mendengar suara yang sangat kurindu dan kusayangi.
‘kau ingat aku? Aku eun hye, Kang Eun Hye. Kau ingat?’
“eun hye?” ucapku dan mencoba mencari dari mana sura itu berasal.
‘dengarkan aku jongwoon. Aku mengetahui kau telah menemukan pengganti diriku. Aku ikut bahagia mengetahui itu, akhirnya kau dapat melepaskku dan menemukan yang baru. Hal itu sangat membuatkku senang. Namun bila kau terus-terusan begini bagaimana aku bisa hidup tenang disini? Kau harus menagmbil lagi gadismu. Jangan mengalah hanya karena didepanmu terdapat seorang pria. Kemana semangatmu dulu? Jongwoon Oppa FIGHTING !’
Saat kusadari suara eun hye tengah menghilang bersamaan dengan hembusan angin yang lembut. “apa kau memberiku semangat sekarang eun hye?” tanyanku padanya walaupun itu tidak akan mendapat jawaban.
“baiklah aku akan menjemput dan mengambil yeojaku lagi !”
***

Beberapa hari sudah berlalu dan kelakuan hyo ji masih tetap seperti hari-hari yang lalu, bahkan tidak sedikitpun ada kemajuan. Miura bahkan hampir putus asa menghadapi prilaku hyo ji.
Miura sempat berfikir untuk memanggil jongwoon kesini untuk membuat hyo ji kembali seperti dulu lagi. Namun ide itu dia hapus dan dia buang sejauh-jauhnya, karena dia berfikir bahwa hal itu akan membuatnya berpisah lagi dengan hyo ji karena kehadiran jongwoon.

Hari sudah malam, dan hyo ji pun sudah tertidur. Miura ingin pergi untuk mengisi perutnya yang selama seharian ini belum diisi apapun karena selalu menjaga hyo ji dan menenangkan hyo ji yang selalu berontak kepadanya.
“aku pergi dulu, aku tidak akan lama” ucap miura dan mengecup singkat kening hyo ji dan pergi berlalu.
‘ceklek’ terdengar suara pintu terbuka tak lama dari kepergian miura.
“hyo ji, apa kaku baik-baik saja? Mianhae aku baru berani mendatangimu sekarang. Jeongmal minahae ji-ah mianhae” ucap namja tersebut yang tidak lain adalah jongwoon.
Jongwoon menggenggam tangan hyo ji dan menciumnya, matanya tajam menatap hyo ji yang tertidur.
Jongwoon mengelus wajah hyo ji pelan agar tidak membangunkannya. Namun sentuhan jongwoon membuat hyo ji terjaga dan akhirnya hyo ji membuka matanya.
“mianhae aku membangunkanmu hmm?” tanya jongwoon lembut. Hyo ji sempat terkejut namun setelah dia mengetahui itu adalah jongwoon dia menangis.
“mwoo? Waeyo? Kenapa menangis? Uljima” ucap jongwoon panik. Dan menghapus air mata yang membasahi wajah cantik hyo ji.
“kau kemana saja? Kenapa baru datang hah? Kau bilang kau akan selalu ada untukku?” tanya hyo ji dengan isakannya.
“mianhae hyo ji , aku memang salah, aku malu untuk bertemu dengamu. Karena kau mempunyai sosok orang lain yang dapat melindungimu lebih baik dariku”
“kau bilang apa? Kenapa kau berkata seperti itu?”
“tapi kau merasa nyaman dengan hadirnya miura kan? Aku sadar diri bila aku hanya akan mengganggu kalian” ucap jongwoon.
“jangan berkata seperti itu lagi, kumohoon” hyo ji kembali menangis mendengar ucapan jongwoon kepadanya.
“tapi..”


TBC

Ommooo ! jongwoon kenapa? Apa dia mau menyerahkan hyo ji sama miura?
Sapa yang mau tahu tungguin kelnjutannya yaa
Mianhae baru bisa ngepublish sekarang, banyak hambatan kemaren *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar